Wednesday 5 February 2014

Menengok Wisata Adat Hanta Ua Pua Masyarakat Bima Nusa Tenggara Barat

backpacker-wisata.blogspot.com

Upacara adat Hanta Ua Pua merupakan upacara khusus yang dilakukan oleh masyarakat muslim yang tinggal di kota Bima Nusa Tenggara Barat. Jika kita berkunjung ke wilayah Nusa Tenggara Barat atau lebih tepatnya kota Bima pada bulan Robiul Awal pada penanggalan Hijriyah maka kemungkinan besar kita akan dapat menyaksikan sebuah upacara adat masyarakat muslim yang ada di kota tersebut.

Upacara adat Hanta Ua Pua sengaja digelar oleh masyarakat Bima Nusa Tenggara Barat sebagai bentuk peringatan terhadap kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. Karena itu upacara ini hanya ada pada bulan Robiul Awal yang merupakan bulan kelahiran umat muslim.

Selain untuk memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW upacara adat Hanta Ua Pua juga digelar untuk menghargai dan menghormati jasa para ulama yang dahulu telah membawa agama Islam masuk ke wilayah tersebut. Agama Islam masuk ke kota Bima pada kisaran tahun 1015 H atau kurang lebih pada tahun 1640 M.

Menurut cerita upacara adat Hanta Ua Pua telah dilakukan sejak sekitar empat abad yang lalu. Upacara tersebut dilakukan oleh masyarakat secara meriah pada setiap tahunnya. Namun upacara adat Hanta Ua Pua pernah terhenti beberapa kali salah satunya karena terjadinya perang dunia ke II.

Upacara adat Hanta Ua Pua biasanya dilakukan dengan berpusat pada halaman muka Istana Kesultanan yang ada di Bima. Yang menjadikan Upacara adat Hanta Ua Pua ini menarik adalah adanya Uma Lige atau mahligai yang memiliki bentuk segi empat yang berfungsi sebagai tandu guna membawa p[enghulu melayu dari daerah kampung melayu menuju serambi kesultanan Bima.

Penghulu Melayu yang dibawa tersebut akan didampingi oleh empat penari laki-laki yang disebut Lenggo Melayu dan empat penari perempuan yang dinamakan Lenggo Mbojo. Selain itu di dalam Uma Lige juga berisi Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat muslim serta Ua Pua atau Sirih Puan. Yang dimaksud dengan Ua Pua atau Sirih Puan adalah 99 bunga telur dengan beraneka warna yang diberi hiasan serta dilengkapi dengan sirih dan pinang.

Uma Lige tersebut akan digotong oleh 44 pemuda yang berasal dari berbagai macam desa yang ada di kota Bima. Pada upacara adat Ua Pua ini kita akan dapat menyaksikan parade pasukan berkuda yang merupakan pasukan dari kerajaan Bima yang disebut Jara Wera dan Jara Sara’u. Jika upacara adat Ua Pua ini telah berakhir biasanya para masyarakat maupun wisatawan yang hadir akan ikut memperebutkan Ua Pua karena diyakini bahwa telur-telur tersebut akan membawa berkah.

No comments:

Post a Comment